Beberapa perusahaan memiliki kebijakan untuk memberikan fasilitas pinjaman karyawan sebagai bentuk bantuan perusahaan kepada para pekerjanya. Ada dua jenis pinjaman yang lazim di kantor, yakni kredit lunak dan kasbon karyawan. Keduanya diberikan untuk menunjang aktivitas pekerjaan karyawan atau kebutuhan yang sifatnya mendesak.

Kredit lunak adalah kemudahan berutang ke kantor dengan bunga yang sangat rendah atau tanpa bunga. Umumnya, pinjaman ini hanya diberikan kepada karyawan tetap yang telah memenuhi masa kerja tertentu, misalnya dua tahun. Angsuran dibayarkan setiap bulan melalui sistem potong gaji karyawan.

Sedangkan kasbon merupakan fasilitas yang diberikan perusahaan berupa pengambilan sebagian gaji karyawan lebih awal. Pada akhir atau awal bulan saat penggajian, di slip gaji yang diterima karyawan terdapat potongan sebesar jumlah kasbon yang telah diterima karyawan. Misalnya, karyawan yang memiliki gaji Rp 4.000.000 mengajukan kasbon Rp 500.000, maka saat penggajian hanya menerima Rp 3.500.000.

Tidak ada aturan baku mengenai kasbon. Ada yang menetapkan limit maksimal sepertiga gaji, ada pula yang membolehkan hingga 40 atau 50 persen dari gaji bulanan, tergantung dari kemampuan finansial perusahaan. 

Seringkali kasbon menjadi andalan banyak karyawan yang membutuhkan uang cash cepat, sementara tanggal penggajian masih lama. Persoalannya, jika kasbon menjadi kebiasaan karyawan, maka tentu saja hal ini akan membebani kas perusahaan. 

Sederhananya, perusahaan ‘dipaksa’ membayar sebagian upah pekerja sebelum tanggal jatuh tempo penggajian yang disepakati dalam perjanjian. Hal ini buruk bagi perencanaan keuangan perusahaan. 

Kas perusahaan yang seharusnya dialokasikan untuk membiayai operasional kantor atau menunjang kebutuhan bisnis harian, menjadi tersedot untuk kasbon para karyawan perusahaan. Dampaknya tentu saja menurunkan produktivitas.

Jika kebiasaan kasbon sudah cukup kronis dan menganggu keuangan perusahaan, maka diperlukan langkah untuk mengendalikannya. Berikut solusi mengurangi kasbon karyawan maupun kredit karyawan:

 

1. Bantu Karyawan Perbaiki Perencanaan Keuangan

 

Kebiasaan kasbon paling banyak disebabkan karena gaji karyawan hanya singgah sebentar di rekening, sehingga tidak cukup menopang kebutuhan hidup sebulan. Apabila perusahaan memberikan gaji dan tunjangan di atas angka kebutuhan hidup layak, maka seharusnya gaji bisa bertahan hingga tanggal penggajian berikutnya. Jika tidak demikian, ada yang keliru dalam pengelolaan keuangan karyawan.

Untuk mengatasinya, perusahaan dapat memberikan pelatihan perencanaan keuangan karyawan dengan mengundang pakar perencana keuangan. Perusahaan juga dapat memberikan bimbangan dan konsultasi secara berkala agar mereka terbiasa mengelola keuangan secara tepat. Tawarkan pelatihan ini sebagai bentuk benefit karyawan.

 

2. Buat Dana Kolektif Darurat

 

Perusahaan dapat menginisiasi kebijakan pemotongan sebagian kecil gaji setiap karyawan untuk ditampung ke dalam dana kolektif darurat karyawan. Ini semacam tabungan bersama milik karyawan yang sewaktu-waktu dapat dipinjam oleh karyawan yang membutuhkan dana mendesak. 

Selain mengurangi beban kas perusahaan, cara ini juga memiliki dampak positif membangun kebersamaan dan gotong-royong antar-karyawan. Karena berupa tabungan, karyawan berhak mengambil dan mencairkan dana sebesar akumulasi kontribusinya saat yang bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.

 

3. Perketat Syarat Kasbon dan Kredit

 

Perusahaan juga dapat menerapkan syarat kasbon dan kredit yang ketat. Misalnya, menurunkan limit maksimal pinjaman, mengatur frekuensi kasbon, membatasi peruntukan kredit karyawan, dan memperpendek jangka waktu pengembalian. Cara ini dapat mengurangi minat karyawan untuk meminjam uang kantor.

 

4. Berikan Benefit Akses Pinjaman Pihak Ketiga

 

Sebenarnya, memberi pinjaman karyawan bukan hal buruk, tetapi sebaliknya justru dapat meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Karena itu, pinjaman karyawan bisa menjadi program benefit untuk meningkatkan retensi karyawan dan menekan turnover. Sebab, karyawan yang telah mendapatkan manfaat dari perusahaan dalam memenuhi kebutuhannya tidak akan mudah berpindah kerja ke perusahaan lain.

Namun, masalahnya sebagian perusahaan tidak memiliki anggaran yang cukup untuk memberi pinjaman. Karena itu, solusi yang paling efektif adalah menggandeng pihak ketiga sebagai mitra penyedia pinjaman lunak. 

Kini mencari akses pinjaman karyawan yang mudah, cepat, dan dengan bunga rendah bisa dilakukan secara online di Payuung, platform penyedia employee benefits terdepan di Indonesia. Payuung memberikan penawaran fasilitas pinjaman karyawan dari KoinWork, pelopor peer to peer lending yang mempertemukan karyawan dengan puluhan ribu pendana aktif atau investor. 

Keuntungannya, proses pengajuan dapat dilakukan dari mana saja secara online, dengan persetujuan sehari, syarat mudah, serta bunga terjangkau yakni flat dari 1% hingga 1,25% per bulan. Benefide juga menyediaan kalkulator pinjaman karyawan otomatis untuk menghitung simulasi kredit dan angsurannya. 

Syaratnya, karyawan telah bekerja minimal 6 bulan di perusahaan, maksimal pinjaman 6 kali gaji dengan tenor 6, 9, dan 12 bulan. Untuk karyawan PKWT, tenor tidak melebihi sisa masa kontrak. Pembayaran angsuran dipotong dari slip gaji bulanan secara otomatis. 

Tidak hanya pinjaman karyawan, Payuung juga menyediakan benefit perlindungan karyawan berupa asuransi jiwa, dengan biaya rendah namun banyak manfaat proteksi dari Capital Life Indonesia. 

Platform yang terintegrasi dengan aplikasi payroll Gadjian ini juga menggandeng banyak merchant yang menyediakan fasilitas work-life balance melalui beragam voucher dan diskon untuk menunjang gaya hidup karyawan. Kunjungi Payuung, buat akun gratis, dan pilih benefit karyawan sesuai kebutuhan perusahaanmu.

 

Daftar Presentasi Payuung